Sebenarnya hari ini senin, tim tersebut dijadwalkan bertemu dengan Presiden SBY, namun diundur besoknya yaitu selasa tanggal 17 November. Dan yang paling dinantikan tentunya adalah bagaimana sikap dan respon presiden SBY terhadap rekomendasi Tim 8 yang merupakan Tim yang dibentuk sendiri.

Dari beberapa usulan yang akan disampaikan ke Presiden SBY, antaranya adalah penghentian kasus Bibit-Chandra yang dinilai tidak cukup bukti untuk terus dilanjutkan. Namun, dari berita yang saya terima di berbagai media TV, pihak polisi dan kejaksaan memang keukeh untuk terus melanjutkan kasus tersebut apapun usulan Tim 8 terhadap presiden SBY. wow..

Di sinilah kebijakan seorang Presiden Republik Indonesia dipertaruhkan. Apakah SBY mengikuti rekomendasi Tim 8 yang artinya SBY harus melakukan pembenahan tiga institusi penegak hukum di Indonesia. Artinya, Presiden harus mempercepat reformasi di Polri, Kejaksaan Agung, dan KPK. Pilihan selanjutnya jikalau presiden RI mengatakan "saya minta kepada kepada kepolisian atau kejaksaan untuk memberikan respon terhadap rekomendasi Tim 8". Nah itu artinya tim 8 menurut saya nggak ada apa-apanya dan hanya ecek-ecek saja karena hampir dipastikan kepolisian dan Kejaksaan akan ngotot melanjutkan kasus Bibit-Chandra yang berarti bertolak belakang dengan rekomendasi Tim 8... capek deh.

Memang saya nggak tahu siapa sih yang paling berhak untuk menyelesaikan masalah Bibit-Chandra, namun yang pasti semuanya akan tunduk kepada keputusan presiden SBY. Kalau nggak tunduk ya bisa diberhentikan, dinonaktifkan atau kasarannya dipecat. Namun nampaknya urusannya tidak sesederhana itu karena banyak kepentingan yang ikut bermain dalam kasus Bibit-Chandra.

Besok, bola (rekomendasi tim 8) sudah dioper ke presiden SBY, dan tinggal bagaimana respon dan sikap SBY, apakah bola tersebut dioperkan lagi atau langsung diekskusi..menarik untuk disimak. Yang pasti, semoga korupsi di Indonesia bisa diberantas sampai ke akar-akarnya tanpa pandang bulu.